Kamis, 16 Juli 2015

Rindu Gema di Malam Takbir

pict source here

"Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.. Allaahu akbar walillaahil - hamd"

Senja telah tergelincir diufuk barat. Kini saatnya sang mentari bertugas untuk menjemput bulan; Sang bidadari malam.

Adzan maghrib mulai terdengar berkumandang dari surau, seolah mengingatkan kepada umat Muhammad untuk menghentikan aktivitasnya sejenak dan memenuhi panggilan Sang Percipta agar melaksanakan kewajibannya; Sholat.

Malam ini; Malam penuh kemenangan, Malam penuh kegembiraan, Malam penuh sukacita bagi sebagian umat manusia di pelosok negeri.

Perlahan mulai terdengar Gema Takbir mengalun bertalu-talu dari beberapa surau, seakan mengajak insan yang mendengarnya untuk ikut mengumandangkan takbir dan mengagungkan kebesaran Tuhan.

Aku masih berdiri mematung disini, Kenangan 14 tahun yang lalu itu singgah kembali.

Malam itu; Malam 14 tahun yang lalu, Aku (masih) menyungging senyum menyambut hari kemenangan yang sudah berdiri didepan mata.
berlarian membawa bunga api bersama segelintir anak-anak manusia, beramai-ramai melangkahkan kaki pergi ke sebuah surau tua.

Malam itu; Malam 14 tahun yang lalu, aku (masih) menyambut takbir bersama orang yang telah menjadikanku seperti saat ini; kedua orang tuaku; Ayah dan Ibuku.

(dan) Malam ini; ada satu rasa yang terselip; yang menyeruak dan masuk kedalam rongga dadaku; Rasa Rindu.

Aku rindu malam takbir 14 tahun yang lalu, Aku rindu alunan yang menggema di seantero semesta, Aku rindu percikan bunga api yang menghiasi cakrawala, Aku rindu suasana gegap gempita yang (dulu) pernah ada, Aku rindu Ibu dan Ayah; Aku rindu itu semua.

Aku mulai beranjak dari sini dan mengusap tetesan kristal-kristal bening yang meluncur deras dari sudut mataku.

Dan pertanyaannya; Akankah rasa rinduku yang menyiksa kalbu ini akan terobati(?)