pict source here |
"Allaahu akbar.. Allaahu
akbar.. Allaahu akbar.. Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.. Allaahu
akbar walillaahil - hamd"
Senja telah tergelincir diufuk barat. Kini
saatnya sang mentari bertugas untuk menjemput bulan; Sang bidadari malam.
Adzan
maghrib mulai terdengar berkumandang dari surau, seolah mengingatkan kepada
umat Muhammad untuk menghentikan aktivitasnya sejenak dan memenuhi panggilan
Sang Percipta agar melaksanakan kewajibannya; Sholat.
Malam ini; Malam penuh
kemenangan, Malam penuh kegembiraan, Malam penuh sukacita bagi sebagian umat
manusia di pelosok negeri.
Perlahan mulai terdengar Gema Takbir mengalun
bertalu-talu dari beberapa surau, seakan mengajak insan yang mendengarnya untuk
ikut mengumandangkan takbir dan mengagungkan kebesaran Tuhan.
Aku masih berdiri
mematung disini, Kenangan 14 tahun yang lalu itu singgah kembali.
Malam itu;
Malam 14 tahun yang lalu, Aku (masih) menyungging senyum menyambut hari
kemenangan yang sudah berdiri didepan mata.
berlarian membawa bunga api bersama
segelintir anak-anak manusia, beramai-ramai melangkahkan kaki pergi ke sebuah
surau tua.
Malam itu; Malam 14 tahun yang lalu, aku (masih) menyambut takbir
bersama orang yang telah menjadikanku seperti saat ini; kedua orang tuaku; Ayah
dan Ibuku.
(dan) Malam ini; ada satu rasa yang terselip; yang menyeruak dan
masuk kedalam rongga dadaku; Rasa Rindu.
Aku rindu malam takbir 14 tahun yang
lalu, Aku rindu alunan yang menggema di seantero semesta, Aku rindu percikan bunga
api yang menghiasi cakrawala, Aku rindu suasana gegap gempita yang (dulu)
pernah ada, Aku rindu Ibu dan Ayah; Aku rindu itu semua.
Aku mulai beranjak
dari sini dan mengusap tetesan kristal-kristal bening yang meluncur deras dari
sudut mataku.
Dan pertanyaannya; Akankah rasa rinduku yang menyiksa kalbu ini
akan terobati(?)