pict source here |
Cerita ini
masih tentang kamu.
Ketika
menuliskan ini, aku sedang mencoba menahan diri untuk tidak bertanya-tanya
bagaimana kabarmu, apakah kamu baik-baik saja, apa yang kamu lakukan hari ini, apakah
kamu sibuk, atau pertanyaan sejenis lainnya. Karena jika aku tau sedikit saja
tentangmu, hal itu akan membuatku memikirkanmu lebih jauh.
Butuh waktu
yang tidak sedikit untuk menimbang-nimbang apakah aku harus menceritakan ini
kepada kamu atau tidak. Tetapi pada akhirnya, aku tetap menuliskan ini meski
aku yakin sepertinya kamu tidak akan membacanya.
Hari ini aku
tidak sengaja melihat dan membongkar kembali barang-barang lama yang aku simpan
dalam lemari, dan aku menemukan buku catatan usang bersampul merah muda yang
aku miliki ketika aku duduk di sekolah menengah. Aku membaca kembali beberapa ingatan
lama yang aku tulis di dalamnya, dan hampir semuanya tentang kamu tentu saja.
Salah satunya
adalah perihal pertama kali kita bersua, perkara aku dan kamu yang dulu masih
begitu belia, dan bagaimana rasa ini mulai ada. Semuanya tertulis dengan rapi
dan tanpa celah. Aku tidak pernah menyangka bahwa menuliskan apa-apa tentang
kamu sudah menjadi kegemaranku sejak lama.
Aku membaca
kembali tulisan itu satu persatu. Rasanya masih sama, aku selalu saja seperti
dilempar kembali ke masa lalu. Masa dimana aku yang manaruh rasa dengan
seluruh, dan aku harap sekarang tidak lagi seperti dulu. Semuanya masih sama
seperti waktu itu, yang berbeda ialah kamu.
Sejujurnya aku
sudah memprediksi apa yang akan aku rasakan nanti setelah aku membaca
tulisan-tulisan itu. Dan ternyata benar, aku rindu. Terdengar klise memang,
tapi ini
nyata adanya.
Aku tidak yakin
apakah aku juga harus menceritakan bagian ini atau tidak. Tetapi setelah itu,
aku sempat berselisih dengan sisi lain dari diriku. Dan akhirnya aku memutuskan
untuk merobek satu-persatu halaman itu dan membuangnya agar aku tidak bisa
membacanya lagi jika suatu waktu nanti aku rindu. Apakah itu pilihan yang tepat
menurut kamu? Aku yakin kamu setuju.
Jadi kukira,
dengan hilangnya tulisan tentang kamu di buku catatan merah mudaku, aku
berharap hilang pula kenangan apa-apa tentang kamu di kepalaku.