pict source here |
Teruntuk
Reina Irawan,
Wanita
dengan seberkas luka di masa lalunya.
Halo
Reina,
Ehm
kukira akan lebih baik jika aku memanggilmu… Nana. Tak apa, kan?
Oke.
Halo Nana,
Kau
pasti bertanya – tanya mengapa aku memutuskan untuk menuliskan surat ini
untukmu.
Pertama,
bolehkah aku memperkenalkan diri terlebih dahulu? Kau pasti tak tau siapa aku,
dan mungkin… tak pernah mau tau.
Tapi
tak apa, aku akan tetap memperkenalkan diriku. Nana, aku adalah salah satu dari
sekian banyak orang yang mengagumi perjalanan cintamu dengan Revan. Aku rasa
kau tak perlu tau namaku, itu saja kukira sudah cukup.
Ah
iyaa, aku bahkan belum menanyakan kabarmu. Kau apa kabar, Na? Aku yakin kau
pasti baik – baik saja, bahkan lebih dari sekedar baik. Tebakanku benar, kan?
Na,
maksud dan tujuanku menulis surat ini untukmu, aku hanya ingin mengatakan
sesuatu dan mengungkapkan beberapa hal saja. Kuharap kau dengan senang hati
membacanya.
Nana,
aku tau kau pernah dihadapkan pada dua pilihan yang cukup sulit; Kembali pada
orang di masa lalu–yang pernah kau cintai dengan terlalu–yang kepergiannya
bahkan sampai sekarang menyisa luka, atau memilih bangkit dan berjalan bersama
dengan orang yang akan selalu menggenggam tanganmu dan mempunyai tekad di
hatinya untuk membuatmu selalu bahagia.
Dan
kau; memilih opsi yang kedua.
Aku
tak tau apakah kau benar – benar memilihnya tanpa ada keraguan sedikitpun, atau
justru kau sendiri ragu apakah pilihanmu itu tepat atau tidak.
Nana,
aku hanya ingin mengatakan bahwa pilihanmu tak salah. Aku ingin meyakinkanmu
bahwa apa yang kau pilih itu benar – benar tepat. Kau harus percaya.
Kau
tak usah khawatir, Na. Dia–Revan–akan menjaga hatimu melebihi siapapun agar kau
tidak jatuh dan terluka untuk yang kedua kalinya. Kau juga harus percaya bahwa
Revan tak akan melukaimu seperti orang di masa lalumu.
Kau
harus tau bahwa dia benar – benar mencintaimu. Kau juga harus tau bahwa Revan
selalu jatuh cinta pada jutaan hal yang kau lakukan diluar kewaspadaanmu. He
even remember your first period. Bukankah itu hal yang menakjubkan?
Kau
juga pasti tau bahwa Revan adalah orang yang selalu mengertimu melebihi
siapapun. Dia selalu ada disaat kau membutuhkannya, bahkan dia selalu membuatmu
merasa lebih baik. Bukan begitu, Na? Jadi apalagi yang kau khawatirkan?
Nana,
kau adalah satu – satunya gadis yang membuatnya merasa nyaman. Perasaannya
padamu sangat besar, meski terkadang tingkah lakunya sangat menyebalkan. Tapi
bukankah Revan yang selalu membuatmu bahagia?
Aku
tau Revan akan bertahan untukmu apapun yang terjadi, bukankah kau akan
melakukan hal yang sama? Aku yakin kau akan melakukannya karena dia penting
bagimu, benar?
Nana,
apakah berbagai alasan tersebut masih belum cukup untuk meyakinkanmu? Kurasa
tidak. Sekarang kau tak usah ragu lagi. Aku tau masih ada seberkas luka yang
tersisa di masa lalu, tapi bukankah hati yang terluka hanya perlu waktu untuk
sembuh? Jadi kumohon, berdirilah disampingnya dan tetap genggam tangannya.
Nana,
one more thing you should know is you’re so lucky to have him in your life,
because i know for sure if he will treat you very well. Bukankah Revan juga
pernah mengatakan padamu bahwa he want you to be happy and it’s because of him,
he want to make you happy for the rest of his life.
Dan
jika boleh aku jujur, aku iri sekali padamu. Di kehidupan nyata, aku ingin
mempunyai seseorang seperti Revan dalam hidupku, seseorang yang memperlakukan
wanitanya dengan begitu istimewa.
Tapi
aku selalu mengingat perkataanmu, terlalu banyak ekspektasi memang hanya akan
mengarahkan kita menuju kenyataan yang pahit. Jadi sebisa mungkin, aku berusaha
untuk tidak memiliki ekspektasi yang terlalu besar agar aku tidak kecewa.
Karena aku tau, kau dan Revan tidaklah nyata, kalian hanya hidup di pikiran
pembaca. Tapi meskipun begitu, aku tetap mengagumi kalian berdua.
Nana,
maafkan aku jika surat ini terlalu panjang. Aku berjanji akan segera
mengakhirinya. Terima kasih telah meluangkan waktumu untuk membaca suratku
sampai akhir.
Semoga
kau dan Revan selalu berbahagia.
See
you in another life, Reina!
Dari
Aku,
Seseorang
yang ingin kau percaya bahwa waktu dan orang yang tepat akan menyembuhkan luka
di masa lalu.