Rabu, 18 November 2015

Kau; ialah Mawar.

pict source here

Kau mawar; Indah, tapi menyisa luka.
Kau mawar; Berduri, yang melukis duka di hati.
Kau mawar; Rupawan, tapi membawa kepedihan.

Kupandang mawar di sudut jendela yang kini mulai layu, seperti mataku yang mendadak sayu setelah kepergianmu.

Kupandang kembali mawar yang warnanya telah memudar, seperti aku yang mulai sadar, kau bukan lagi tempat ternyaman untukku bersandar.

Lagi - lagi; kupandang mawar yang kini tak lagi menawan, seperti kau yang terus menyakitiku dengan perlahan.

Dulu; kau menjelma mawar yang begitu indah, hingga aku percaya kau lelaki terbaik yang pernah ada.

Hingga akhirnya, mawar itu layu. Dan kau; melangkahkan kakimu menjauh dari pelataran hatiku.

Hingga akhirnya, kelopak mawar itu satu persatu meranggas. Dan kau; meninggalkanku tanpa sebab dan alasan yang jelas.

Kau tak lagi menjelma mawar yang mengakar di hati, sebab kini, durimu menusuk diri.

Kau mawarku; yang (kini) telah layu.