pict source here |
Pagi ini, saya bangun dengan ingatan tentang kamu di kepala.
Seperti hari-hari sebelumnya, belakangan ini kamu selalu hadir di mimpi saya.
Saya tidak tau mengapa, tapi hal itu sedikit banyak membuat pikiran saya
menjadi tersita.
Berkali-kali saya meyakinkan diri saya sendiri untuk tidak lagi
memikirkan apa-apa tentang kamu, tetapi entah dengan cara apa, berkali-kali
pula kamu selalu bisa masuk ke pikiran saya dengan paksa.
Seperti beberapa hari ini, kamu selalu hadir dalam mimpi. Saya
tidak tau apakah kamu mencoba untuk masuk kembali ke pikiran saya seperti waktu
lalu, atau mungkin saya yang terlalu rindu.
Dalam mimpi itu, kita kembali ke masa tahun kedua di sekolah
menengah. Masa dimana kita masih begitu dekat. Bukan masa sekarang, yang
bicarapun kita tak sempat.
Apa yang terjadi dalam mimpi itu, mencerminkan kita enam tahun
lalu. Kita yang selalu bercanda, kita yang tak henti-hentinya bercengkerama,
dan kita yang tak bosan bercerita perihal apa saja.
Saya tau itu hanya mimpi, yang takkan mungkin terjadi. Tapi entah
mengapa, mimpi itu sungguh terasa nyata. Saya seperti dilempar kembali ke masa
lalu, masa di mana kita yang masih terlalu lugu untuk tau apa itu rindu.
Tapi nyatanya, sekarang jauh berbeda. Kamu pergi dengan duniamu,
tapi saya masih berkutat dengan apa-apa perihal kamu. Adilkah?
Dan untuk sejenak saja, saya senang kamu hadir kembali. Saya senang
kamu mengajak saya bercanda, bercengkerama, dan bercerita lagi. Meski saya tau
itu hanya mimpi.
Saya masih terus berusaha untuk tidak membiarkan rindu itu ada.
Tapi mungkin saja mereka akan datang satu atau dua, dan saya tidak bisa
menghindarinya.
Dan jika
nanti saya rindu, tak apa tak ada temu. Tapi barangkali, bersediakah kamu
menemuiku dalam mimpi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar