Jumat, 14 April 2017

[Quotes of The Book] The Missing Rose by Serdar Ozkan

pict source here


Beberapa hari yang lalu saya baru selesai membaca sebuah novel yang ditulis oleh penulis asal Turki, Serdar Ozkan, yang berjudul The Missing Rose. Seperti pada postingan sebelumnya, di sini saya akan membagikan quotes atau kutipan pada novel tersebut. Tapi sebelum itu, for the first, let’s read the blurb!
 
***

Diana adalah wanita muda yang cerdas dan cantik, dan memiliki segalanya, namun tidak bahagia, karena kebutuhannya untuk mendapatkan persetujuan dan pujian dari orang-orang lain, telah membuatnya tak bisa menjadi diri sendiri.
Ketika ibunya menjelang ajal, Diana baru mengetahui bahwa dia mempunyai saudari kembar bernama Mary. Sang ibu mengatakan Mary sedang dalam bahaya, dan Diana harus menemukan dan menyelamatkannya.
Satu-satunya petunjuk hanyalah surat-surat Mary kepada ibu mereka. Dalam surat itu, Mary mengisahkan perjalanannya ke sebuah taman mawar di Istambul, di mana dia belajar berbicara dengan mawar-mawar.
Berbekal surat itu, Diana berangkat ke negeri asing, menempuh perjalanan yang akan membawanya pada suatu penemuan yang sungguh tak diduganya.

***

Novel yang diterbitkan Gramedia pada tahun 2009 ini berjumlah 224 halaman. Meski tidak terlalu tebal, namun novel ini sarat dengan kutipan-kutipan yang mungkin akan membuat kalian terkesan. Mulai dari kutipan yang penuh makna hingga kutipan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita.

Honestly, saya sempat bingung kutipan mana yang harus saya masukkan untuk postingan ini karena terlalu banyak ‘quotes-of-the-missing-rose-that-i-like’. Jadi buat kalian kalian yang suka dengan tipikal buku yang ‘full of quotes’, saya rasa tidak ada salahnya mencoba membaca novel ini. Worth it, kok. Terlepas dari itu, alur ceritanya memang benar-benar mengesankan. Bahkan sampai sekarang saya masih belum bisa move on dari novel tersebut.

Memang tidak semua kutipan akan saya tulis karena terlalu banyak, mungkin hanya beberapa saja. Tapi tak apa, tak ada salahnya untuk mengintip. Check this out!

“Mom bilang kau dan aku kembar. Tapi bagiku kau bukan siapa-siapa, tak lebih dari ilusi.” –hal 13

“Aku pergi untuk merebut kembali mawarku…” –hal 20

“Kaubilang kau selalu bersamaku… Kalau memang begitu, kenapa aku sangat merindukanmu?” –hal 27

“Bukan, bukan seperti yang kaukira
Kau tidak kehilangan aku.
Aku bicara padamu lewat segala sesuatu
Di balik lembar kenangan…” –hal 30

“Kalau aku hanya menggunakan mata untuk melihat, aku pasti tersesat dalam dunia kalian yang samar-samar.” –hal 51

“…Dia bukan hanya seorang ibu, dia, dia cahaya yang menyinari semua orang di sekelilingnya,”
“Itu benar,”
“Tapi aku tidak pernah mendekati cahayanya, aku tidak pernah berusaha mendapatkan terangnya… Dan saat segalanya hampir berubah, dia pergi.” –hal 54

“Mungkin hidup jadi lebih mudah kalau pikiranmu tidak terlalu waras.” –hal 60

“Entahlah, aku tidak yakin apa aku ingin dia menganggapku berbeda hanya karena aku pernah masuk Harvard. Aku tidak ingin sengsara nantinya karena tidak dicintai apa adanya…
Kalau dia menyukaiku karena aku sempat kuliah di Harvard, lebih baik dia tidak menyukaiku sama sekali. Aku bukan pendidikanku. Atau pekerjaanku, atau otakku… Dan aku bukan gabungan semuanya.” –hal 71

“Well, seperti semua orang. Kita semua mengira kita melihat orang yang sama ketika menatap cermin setiap pagi. Teman-teman kita mengira mereka melihat orang yang sama bahkan setelah tidak bertemu beberapa bulan.
…mereka tidak pernah berpikir orang yang ada di depan mereka mungkin sudah jadi orang yang baru… Menurutku dalam jangka waktu beberapa hari saja orang bisa berubah.” –hal 83

“Selama waktu bergulir maju, masa depan yang membuat kita terpesona hanyalah masa lalu yang belum tersentuh.” –hal 85

“…Supaya kau tidak merasa kehilangan, jangan mencari apa yang sudah kaumiliki, di luar dirimu sendiri.” –hal 93

“Bukankah realitas juga sulit dipercaya? Bumi yang kita pijak ini misalnya, rasanya begitu stabil, padahal rotasinya lebih cepat daripada pesawat tercepat.” –hal 117

“Selama kau percaya pada kemampuanmu sendiri, aku percaya padamu.” –hal 125

“…Kadang sikap diam lebih meyakinkan daripada ratusan janji yang terucap.” –hal 133

“…pemahaman diri ibarat tangga dan untuk memanjat lebih jauh, kau tidak boleh memijak anak tangga yang sudah kautinggalkan.” –hal 139-140

“Aku tidak pernah mengharapkan mereka untuk berlutut di hadapanku. Tidak, itu bukan cinta. Cinta tidak merendahkan para pencinta, melainkan meninggikannya.” –hal 168

“Tak ada seorang pun yang sempurna. Kita juga tidak perlu jadi sempurna. Semua orang berharap untuk dikagumi dan diterima oleh orang-orang di sekeliling mereka. Itu normal.” –hal 176

“Lebih dari yang lain, mawar disebut mawar karena wanginya.” –hal 179

“Hanya orang-orang yang berani berkorbanlah yang bisa meraih hal-hal yang baik.” –hal 179-180

Itu tadi beberapa kutipan dari novel The Missing Rose. Terlepas dari itu, ada dua kutipan yang jadi favorit saya sejauh ini. Bukan karena kata-katanya, terlebih karena maknanya.

“Satu-satunya hal yang kaubutuhkan untuk merasa istimewa adalah dirimu sendiri.” –hal 25

“…Ada yang beranggapan Tuhan terlalu hebat dan terlalu mulia untuk ikut mengurusi masalah sehari-hari kita. Padahal justru sebaliknya, karena Dia hebat dan mulia, Dia ikut terlibat dalam masalah kita yang paling sepele sekalipun.” –hal 134

Jadi, gimana? Tertarik untuk mencoba membaca novel ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar