Siapa yang tidak tahu
novel Dear Nathan? Novel yang ditulis oleh Erisca Febriani ini memang populer
di kalangan remaja. Novel ini sangat diapresiasi oleh pembacanya hingga divisualisasikan
dalam bentuk film dengan judul serupa dan sedang tayang di bioskop mulai 23
Maret lalu. Novel setebal 528 halaman ini diterbitkan pada bulan Maret 2016.
Dan saya baru ada kesempatan membacanya sekitar pertengahan bulan Maret kemarin.
Am I late to read it?
Sebuah novel memang
identik dengan kutipan-kutipan menarik didalamnya yang sengaja disisipkan oleh
penulis sebagai bumbu dalam alur cerita. Dan pada postingan ini saya ingin
menuliskan beberapa Quotes of Dear Nathan versi saya. Let’s check this out!
“…Perempuan
itu kayak kaca, kalau retak ya bakalan retak seumur hidup dan nggak bakal bisa
balik kayak semula. Gimana pun caranya.” –hal 95
“Coba
deh sekali-kali kamu main ke hati saya, siapa tau betah.” –hal 183
“Orang
yang berkelakuan baik di depan, bukan berarti juga dia bakalan berlaku baik
sama cewek. Gitu juga sama anak-anak yang kelihatannya nakal, nggak berarti dia
bakal memperlakukan cewek-cewek dengan buruk.” –hal 202
“…Secepat
apa pun kita berlari melawan, perubahan tidak akan pernah mengenal kata mundur.
Dia akan terus mencoba menyelinap sekalipun melalui lorong waktu yang sempit
dan tidak diketahui…” –hal 205
“Kamu
itu ilusi. Ilusi yang membelenggu. Atau justru ilusi yang diciptain oleh hati
saya sendiri?” –hal 214
“Seandainya
saya jadi cowok pertama yang menginjakkan kaki di hati kamu, gimana? Kira-kira
keberatan?” –hal 226
“Cewek
itu takdirnya dikejar, bukan mengejar…” –hal 296
“…Jangan
pernah ngerubah diri lo cuma untuk memenangkan hati seseorang. Tetap jadi diri
lo, dengan cara itu lo bakal nemuin orang yang bener-bener cinta sama lo,
dengan kepribadian lo.” –hal 297
“Jatuh
cinta itu nggak butuh alasan, Sal. Proses memulai jatuh cinta memang bisa
terjadi tanpa alasan, tapi…”
“Tapi?”
“Tapi,
mempertahankan untuk tetap cinta atau melewatkan begitu saja, itu yang menurut
saya harus butuh alasan.” –hal 328
“Sedihnya
sejati bukan karena kehilangan. Tapi karena menyadari apa yang dulu selalu
menemani hari, kini sudah pergi dan tidak ada di sini lagi. Dia pergi, tapi
jiwanya tidak pernah mati.” –hal 377
“Nath,
lo tau filosofi spion mobil?...
Kalau
di spion mobil, kaca depan lebih besar dibandingkan kaca bagian belakang, lo
tau kenapa? Karena masa lalu kita itu nggak sepenting masa depan kita. Apa pun
yang terjadi hari ini, pasti bakalan berlalu dan jadi kenangan. Hidup terus
berlanjut, Nath. Semuanya difokusin untuk masa depan.” –hal 382
“…Karena
diam terkadang lebih baik untuk mewakilkan jutaan kepingan perasaan…” –hal 394
“Saya
jatuh cinta sama kamu, dari awalnya ada berbagai kemungkinan. Kemungkinan
diterima, kemungkinan ditolak dan ketiga, kemungkinan patah hati. Saya udah
siap.” –hal 395
“…Kenapa?
Karena kalau suatu hubungan mulus-mulus aja tanpa rintangan, kita nggak pernah
bisa belajar kalau sebenarnya kecewa itu saling menguatkan.” –hal 395
“…Sesak
memang menyakitkan. Walaupun seseorang berkata bahwa patah hati adalah perasaan
yang membuat hidup terasa benar-benar seperti hidup, karena seiring berjalannya
waktu, manusia akan terus berkembang dan dewasa. Akan banyak rasa sakit hati
yang nantinya akan dirasakan. Sakit hati akan penolakan. Sakit hati akan
kecemburuan. Dan, sakit hati karena putus hubungan. Sakit hati yang nantinya
akan memberi pelajaran akan kebahagiaan. Dan sakit hati juga yang mengajarkan bahwa
setelah jatuh, seseorang selalu bisa bangkit kembali.” –hal 397-398
“…Tahu
kenapa? Karena seseorang yang dulunya sangat dekat justru menjadi seseorang
yang asing, bahkan seperti tidak mengenal satu sama lain. Karena seseorang yang
dulunya sedekat nadi, kini menjadi sejauh matahari dan bumi. Keduanya sudah
jarang bertemu, bukan lagi jarang, tapi nyaris tidak pernah…” –hal 399
“…hidup
ini ibarat bumbu… kalau semuanya manis, nggak bakal nikmat. Tapi, Tuhan sengaja
ngasih percikan-percikan pedas dalam hidup supaya lo tau gimana sensasi
nikmatnya.” –hal 430
“…Kehidupan
memang sulit ditebak, terlalu banyak kejutan yang bisa datang secara
tiba-tiba.” –hal 431
“Tugas
saya hanya sebatas mencintai, bukan memaksa agar dicintai. Saya percaya tiap
hati pasti ada pemiliknya masing-masing. Dan seandainya pemilik hati kamu
adalah saya, ke mana pun kamu pergi, hati itu pasti akan balik ke pemilik
sejati dan Tuhan punya seribu satu cara untuk mendekatkan kita lagi. Tapi kalau
bukan milik saya? Tuhan juga punya banyak cara untuk nemuin kamu dengan yang
lain…” (Surat Nathan Untuk Salma) –hal 486-487
“Ternyata
memang benar, dunia ini seperti roda yang berputar. Kadang ada di atas, kadang
di bawah. Konsep dualitas. Tuhan menimpakan kesedihan, dan setelahnya dibalas
dengan kebahagiaan. Dari seluruh usaha sebenarnya manusia hanya membutuhkan
satu jawaban, yaitu… bersabar.” –hal 518
Nah, itu tadi beberapa
kutipan dari novel Dear Nathan versi saya. How about you?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar