Minggu, 02 April 2017

[Quotes of The Book] Dear Nathan by Erisca Febriani



Siapa yang tidak tahu novel Dear Nathan? Novel yang ditulis oleh Erisca Febriani ini memang populer di kalangan remaja. Novel ini sangat diapresiasi oleh pembacanya hingga divisualisasikan dalam bentuk film dengan judul serupa dan sedang tayang di bioskop mulai 23 Maret lalu. Novel setebal 528 halaman ini diterbitkan pada bulan Maret 2016. Dan saya baru ada kesempatan membacanya sekitar pertengahan bulan Maret kemarin. Am I late to read it?
Sebuah novel memang identik dengan kutipan-kutipan menarik didalamnya yang sengaja disisipkan oleh penulis sebagai bumbu dalam alur cerita. Dan pada postingan ini saya ingin menuliskan beberapa Quotes of Dear Nathan versi saya. Let’s check this out!

“…Perempuan itu kayak kaca, kalau retak ya bakalan retak seumur hidup dan nggak bakal bisa balik kayak semula. Gimana pun caranya.” –hal 95

“Coba deh sekali-kali kamu main ke hati saya, siapa tau betah.” –hal 183

“Orang yang berkelakuan baik di depan, bukan berarti juga dia bakalan berlaku baik sama cewek. Gitu juga sama anak-anak yang kelihatannya nakal, nggak berarti dia bakal memperlakukan cewek-cewek dengan buruk.” –hal 202

“…Secepat apa pun kita berlari melawan, perubahan tidak akan pernah mengenal kata mundur. Dia akan terus mencoba menyelinap sekalipun melalui lorong waktu yang sempit dan tidak diketahui…” –hal 205

“Kamu itu ilusi. Ilusi yang membelenggu. Atau justru ilusi yang diciptain oleh hati saya sendiri?” –hal 214

“Seandainya saya jadi cowok pertama yang menginjakkan kaki di hati kamu, gimana? Kira-kira keberatan?” –hal 226

“Cewek itu takdirnya dikejar, bukan mengejar…” –hal 296

“…Jangan pernah ngerubah diri lo cuma untuk memenangkan hati seseorang. Tetap jadi diri lo, dengan cara itu lo bakal nemuin orang yang bener-bener cinta sama lo, dengan kepribadian lo.” –hal 297

“Jatuh cinta itu nggak butuh alasan, Sal. Proses memulai jatuh cinta memang bisa terjadi tanpa alasan, tapi…”
“Tapi?”
“Tapi, mempertahankan untuk tetap cinta atau melewatkan begitu saja, itu yang menurut saya harus butuh alasan.” –hal 328

“Sedihnya sejati bukan karena kehilangan. Tapi karena menyadari apa yang dulu selalu menemani hari, kini sudah pergi dan tidak ada di sini lagi. Dia pergi, tapi jiwanya tidak pernah mati.” –hal 377

“Nath, lo tau filosofi spion mobil?...
Kalau di spion mobil, kaca depan lebih besar dibandingkan kaca bagian belakang, lo tau kenapa? Karena masa lalu kita itu nggak sepenting masa depan kita. Apa pun yang terjadi hari ini, pasti bakalan berlalu dan jadi kenangan. Hidup terus berlanjut, Nath. Semuanya difokusin untuk masa depan.” –hal 382

“…Karena diam terkadang lebih baik untuk mewakilkan jutaan kepingan perasaan…” –hal 394

“Saya jatuh cinta sama kamu, dari awalnya ada berbagai kemungkinan. Kemungkinan diterima, kemungkinan ditolak dan ketiga, kemungkinan patah hati. Saya udah siap.” –hal 395

“…Kenapa? Karena kalau suatu hubungan mulus-mulus aja tanpa rintangan, kita nggak pernah bisa belajar kalau sebenarnya kecewa itu saling menguatkan.” –hal 395

“…Sesak memang menyakitkan. Walaupun seseorang berkata bahwa patah hati adalah perasaan yang membuat hidup terasa benar-benar seperti hidup, karena seiring berjalannya waktu, manusia akan terus berkembang dan dewasa. Akan banyak rasa sakit hati yang nantinya akan dirasakan. Sakit hati akan penolakan. Sakit hati akan kecemburuan. Dan, sakit hati karena putus hubungan. Sakit hati yang nantinya akan memberi pelajaran akan kebahagiaan. Dan sakit hati juga yang mengajarkan bahwa setelah jatuh, seseorang selalu bisa bangkit kembali.” –hal 397-398

“…Tahu kenapa? Karena seseorang yang dulunya sangat dekat justru menjadi seseorang yang asing, bahkan seperti tidak mengenal satu sama lain. Karena seseorang yang dulunya sedekat nadi, kini menjadi sejauh matahari dan bumi. Keduanya sudah jarang bertemu, bukan lagi jarang, tapi nyaris tidak pernah…” –hal 399

“…hidup ini ibarat bumbu… kalau semuanya manis, nggak bakal nikmat. Tapi, Tuhan sengaja ngasih percikan-percikan pedas dalam hidup supaya lo tau gimana sensasi nikmatnya.” –hal 430

“…Kehidupan memang sulit ditebak, terlalu banyak kejutan yang bisa datang secara tiba-tiba.” –hal 431

“Tugas saya hanya sebatas mencintai, bukan memaksa agar dicintai. Saya percaya tiap hati pasti ada pemiliknya masing-masing. Dan seandainya pemilik hati kamu adalah saya, ke mana pun kamu pergi, hati itu pasti akan balik ke pemilik sejati dan Tuhan punya seribu satu cara untuk mendekatkan kita lagi. Tapi kalau bukan milik saya? Tuhan juga punya banyak cara untuk nemuin kamu dengan yang lain…” (Surat Nathan Untuk Salma) –hal 486-487

“Ternyata memang benar, dunia ini seperti roda yang berputar. Kadang ada di atas, kadang di bawah. Konsep dualitas. Tuhan menimpakan kesedihan, dan setelahnya dibalas dengan kebahagiaan. Dari seluruh usaha sebenarnya manusia hanya membutuhkan satu jawaban, yaitu… bersabar.” –hal 518

Nah, itu tadi beberapa kutipan dari novel Dear Nathan versi saya. How about you?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar